Powered By Blogger

Rabu, 26 Februari 2014

Oleh - Oleh Khas

Sebagai daerah tujuan wisata, tak lengkap rasanya jika kita tidak membicarakan tentang oleh-oleh khas. Objek wisata Ngebel saat ini belum memiliki oleh-oleh khas Ngebel. Padahal, jika kita mau menggali potensi yang ada di daerah Ngebel dan sekitarnya, banyak yang dapat diolah menjadi oleh-oleh khas. Bahan baku yang tersedia antara lain durian, nangka, kopi, kelapa, dll.

Berangkat dari situlah Mahasiswa KKN UMPO 2014 kelompok 6 yang bertempat di dusun Krajan, Desa Talun Kecamatan Ngebel berinisiatif untuk membuat inovasi untuk membuat produk yang dapat di patenkan menjadi oleh-oleh khas Ngebel. Masyarakat desa Talun dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya untuk memproduksi misalnya jajanan wingko babat. Agar lebih menarik, wingko babat tersebut dikemas menggunakan klobot atau kulit jagung muda yang dikeringkan. Packaging (kemasan) yang menarik membuat jajanan yang biasa nilai jualnya menjadi lebih tinggi.
Jika biasanya wingko babat tersebut hanya bernilai jual antara 1000-2000 rupiah perbuah, dengan repackaging tersebut dapat dijual hingga 5000 rupiah perkotak! Apabila masyarakat dapat mengembangkannya dalam skala produksi yang lebih besar (tetap berbasis industri rumahan) maka besar kemungkinan perekonomian warga desa Talun juga akan terus meningkat. Mengingat banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dengan adanya indistri rumahan ini, akan tercipta lapangan pekerjaan bagi warga desa setempat.
Hal ini sesuai dengan visi-misi atau tujuan diadakannya KKN UMPO 2014 yang bertemakan KKN Tematik Posdaya. Pemunculan produk baru ini, membuktikan adanya tindak lanjut dari diadakannya program-program yang telah dikonsep oleh mahasiswa peserta KKN selama berada di lokasi KKN Posdaya.
Produk-produk lain yang masih berada pada tahap pengembangan antara lain kripik mbothe, permen gula aren, dan aneka olahan jamur tiram. Dengan begitu, akan muncul suatu ciri khas makanan dari daerah Ngebel terutama yang diproduksi oleh masyarakat desa Talun.

6 komentar: